Halo sahabat Inspirilo, di artikel ini akan menjelaskan ihwal Siklus Akuntansi lengkap dengan tahapan-tahapannya. Siklus akuntansi ini sangat penting untuk dipahami dan diterapkan. Karena masih aneka macam ditemukan perusahaan khususnya kelas UKM yang masih belum berpedoman pada siklus akuntansi dalam pencatatan keuangannya. Pembukuan yang dilakukan hanya meliputi data pengeluaran dan pemasukan dalam bentuk format yang sederhana.
Memang tidak salah, tapi bentuk data sederhana menyerupai itu masih belum sanggup dijadikan patokan. Patokan dalam pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan kegiatan operasional perusahaan.
Jadi untuk menghasilkan Informasi akuntansi yang lengkap, akurat dan sanggup dipertanggungjawabkan, maka wajiblah melalui alur kerja siklus akuntansi tersebut. Pertanyaannya? Apa itu Siklus Akuntansi?
Pengertian Siklus Akuntansi
Pengertian siklus akuntansi yakni serangkaian proses dalam menyusun sebuah laporan financial (keuangan) perusahaan yang sanggup diterima dan dipertanggungjawabkan.
Definisi siklus akuntansi di atas bersama-sama masih umum. Untuk memahami lebih lanjut ihwal definisi siklus akuntansi, kita sanggup menguraikannya berdasar penyusun katanya.
- Akuntasi berarti sebuah pencatatan, pelaporan dan analisa data keuangan dalam sebuah perusahaan. Kaprikornus kita sanggup dengan gampang menarik kesimpulan ihwal apa definisi dari siklus akuntansi tersebut.
- Adapun kenapa ada penambahan kata siklus itu alasannya yakni alur kerja yang terbentuk yakni berupa bundar (circle). Dimulai dengan terjadinya proses transaksi, pencatatan transaksi di buku jurnal, hingga penyusunan laporan keuangan. Dan kegiatan tersebut berulang secara periodik. Dalam periode tertentu, prosesnya akan kembali ke awal. Nah alur perputaran ini dinamakan dengan istilah siklus akuntansi.
Dan inilah rutinitas yang dilakukan oleh seorang akuntan. Yaitu melaksanakan pembukuan dengan berpedoman pada siklus akuntasi tersebut. Untuk lebih memahami alur kerja dari sebuah siklus akuntansi, maka sanggup lihat denah di bawah ini.
Pengerjaan pencatatan laporan keuangan idealnya yakni berpedoman pada siklus akuntansi ini. Peranannya sangat penting dalam controlling neraca keuangan sebuah perusahaan. Sehingga pemilik perusahaan nantinya sanggup menganalisa sehat atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan.
Tahapan Siklus Akuntansi
Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang lengkap maka haruslah melewati alur yang cukup panjang. Pada prosesnya, akan terdapat beberapa urutan yang harus dilakukan biar menghasilkan laporan yang akuntabel dan valid. Dan tahapan atau urutan-urutan tersebut yakni siklus akuntansi.
Seperti dijelaskan di atas, bahwa siklus akuntansi itu berjalan secara periodik. Artinya dicatat dalam periode tertentu. Jika sudah habis periode, maka berulang ke proses paling awal dan seterusnya.
Berikut yakni gambar atau denah dari siklus akuntansi.
Setidaknya ada 9 tahapan yang harus dilakukan dalam siklus akuntansi. Dimulai dari proses transaksi hingga pada tahapan pembuatan laporan keuangan. Lalu dilanjut dgn tahap pembuatan jurnal epilog dan jurnal pembalik.
Siklus akuntansi di denah di atas lebih merujuk pada proses di sistem akuntansi manual. Tapi intinya Siklus Akuntansi itu punya alur yang sama. Baik itu yang berbasi komputerisasi maupun manual. Bisa diterapkan juga pada bermacam-macam jenis perusahaan dari mulai perusahaan dagang, perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur.
Dan untuk memahami secara lebih mendalam ihwal setiap tahapan siklus akuntansi, berikut yakni penjelasannya.
1. Analisis Transaksi Akuntansi
Tahapan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi yakni Analisis Transaksi. Artinya yakni mencari informasi terkait apa saja jenis transaksi yang telah terjadi dalam satu periode. Bisa meliputi penjualan, pengembalian barang (retur), pemesanan barang dari supplier untuk kegiatan bisnis, dan lain-lain.
Dokumen harus dijadikan rujukan valid tentu adanya faktur / nota penjualan atau kwitansi dan sejenisnya. Intinya yang menawarkan adanya kegiatan transaksi disertai deskripsi produk dan nilai uangnya.
Proses transaksi sendiri dibagi menjadi 2 tipe. Yang pertama yaitu transaksi akuntansi dan kedua yakni transaksi non akuntansi.
Transaksi akuntansi ialah suatu proses transaksi bisnis yang sanggup dinyatakan dengan satuan angka (nilai uang).
Transaksi non akuntansi tidak tercatat di siklus akuntansi. Contohnya yakni biaya yang keluar dalam proses pengangkatan pegawai baru. Atau penandatanganan kontrak jual beli dengan supplier untuk kegiatan perjuangan nantinya.
2. Pembuatan Jurnal (Pencatatan dalam Jurnal)
Setelah melaksanakan analisis transaksi, maka poin berikutnya yakni mencatatnya di dalam sebuah jurnal. Pencatatannya didasarkan pada dokumen resmi berupa faktur pembelian atau penjualan yang diterima sebagai tanda bukti yang sah.
Maksud jurnal dalam istilah akuntansi merujuk ke sebuah buku catatan yang di dalamnya memuat transaksi.
Jurnal dibagi menjadi 2 macam, antara lain
- Jurnal umum
Pengertian jurnal umum yakni jurnal yang digunakan untuk pencatatan transaksi yang tidak rutin. Contohnya pembelian aset jangka pajang yang bersifat tetap, penerbitan saham, dan rujukan lainnya.
Berikut yakni salah satu rujukan penerapan pembuatan jurnal umum.
Jurnal umum meliputi setidaknya 4 kolom bagian. Dimulai dengan (1) tanggal transaksi, (2) deskripsi transaksi debit, (3) deskripsi transaksi kredit dan juga (4) keterangan.
- Jurnal Khusus
Adapun jurnal khusus yakni digunakan untuk penctatan transaksi rutin. Contohnya yakni transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang. Seperti penjualan (kredit), pembelian (debit), penerimaandan pengeluaran kas.
Jadi pada prakteknya jurnal khusus ini sanggup dibentuk dengan membaginya ke dalam 4 jurnal. Yaitu jurnal pembleian, penjualan, jurnal penerimaan kas dan terakhir yakni jurnal pengeluaran kas.
3. Pemindahan Catatan (Posting) ke Buku besar
Tahapan berikutnya dalam Siklus akuntansi yakni pemindahan catatan (pemindahbukuan) dari jurnal ke buku besar.
Apa itu buku besar? Dalam istilah akuntansi, yang dimaksud buku besar ialah buku catatan akuntansi yang digunakan guna mencatat dan menyimpan transaksi akuntansi yang sifatnya mempengaruhi terhadap ekuitas, aset dan liabilitas perusahaan.
Buku besar ini memuat kumpulan akun. Sebagai gambaran, buku besar ini terdiri dari beberapa elemen yaitu akun kas, piutang perusahaan, aset tetap, pinjaman, utang usaha, pendapatan penjualan dan bermacam-macam jenis pengeluaran lainnya.
Kegiatan pemindah bukuan ke buku besar ini juga disebut dengan istilah Posting. Contoh buku besar yakni menyerupai terlihat di bawah ini.
Contoh buku besar di atas disebut dengan istilah akun tiga kolom. Alasannya yaitu alasannya yakni terdiri dari kolom utama sejumlah 3 buah, yaitu debit, kredit dan juga saldo. Adapun untuk isyarat akun menyerupai tertulis 111 dan 511 yakni ditetapkan berdasar pada standar perusahaan masing-masing.
Jika kegiatan siklus akuntansi dilakukan berbasis komputerisasi, maka sanggup memakai software akuntansi untuk menciptakan proses posting ke buku besar. Yang mana sanggup berlangsung dengan cepat seketika data tercatat di terminal sistem.
Salah satu rujukan real dari penerapan yakni mesin ATM. Saat kita menarik uang di ATM, maka sistem akuntansi Bank akan mencatat transaksi. Kredit ke akun kas dan debit (penarikan) ke buku (akun) tabungan.
4. Pembuatan Neraca saldo
Ini yakni urutan ke empat dalam Siklus Akuntansi. Apa itu neraca saldo?
Neraca saldo ialah berisi uraian akun lengkap dengan data saldo pada periode tertentu. Fungsinya yakni untuk validitas data dan mengecek kesamaan data debit dan kredit sehabis posting di jurnal dan buku besar. Kaprikornus sanggup diketahui bilamana ada kesalahan penulisan dalam jurnal.
Neraca saldo meliputi semua saldo akun. Dengan uraian saldo kredit ditulis di kolom kanan dan debit ditulis dikolom sebelah kiri. Jumlah yang dihasilkan antara di kolom debit dan kolom kredit harus seimbang (sama). Neraca saldo menjadi sumber rujukan ketika hendak menciptakan laporan keuangan.
Berikut yakni rujukan neraca saldo sebuah perusahaan.
5. Mencatat (Posting) dalam Jurnal penyesuaian
Jurnal pembiasaan ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengakui pendapatan pada periode tertentu ketika pendapatan tersebut telah sah menjadi hak perusahaan. Biasanya pendapatan tersebut mutlak menjadi hak perusahaan pada waktu penyerahan barang. Selain itu jurnal pembiasaan juga bertujuan untuk pencatatan beban biaya. Dapat dikatakan bahwa jurnal ini berfungsi untuk meyakinkan bahwa Siklus Akuntansi itu benar-benar actual.
Jurnal pembiasaan ini merupakan tahapan tamat periode sebelum masuk ke tahap pembuatan laporan keuangan.
Berikut yakni beberapa jenis jurnal penyesuaian.
- Beban di bayar di muka. Sudah dibayar secara tunai, namun belum digunakan sepenuhnya. Contohnya yakni beban asuransi, sewa, iklan. Kaprikornus perusahaan akan memanfaatkan beban-beban yang telah dibayarkan tersebut seiring bejalannya waktu.
- Beban yg masih harus di bayar. Sudah terjadi transaksi, namun belum dibayar. Contohnya yakni beban bunga pinjaman.
- Pendapatan diterima di depan (muka). Merupakan bentuk kebalikan dari poin nomor 1. Contohnya yakni pada perusahaan jasa iklan. Biaya iklan yang telah dibayarkan pengguna merupakan pendapatan diterima di muka bagi si perusahaan penyedia jasa iklan tsb.
- Pendapatan yang masih (akan) diterima. Kebalikan dari poin nomor 2 (beban yg masih harus di bayar). Contohnya yakni pendapatan bunga yang merupakan hak bank yang dibayarkan oleh nasabah tiap tamat periode.
6. Menyusun Neraca saldo sehabis penyesuaian
Neraca saldo sehabis pembiasaan ini yakni untuk memasitkan sama tidaknya jumlah debit dan saldo kredit. Neraca saldo sehabis penyesuaian sanggup dibilang merupakan rujukan utama dalam penyusunan laporan keuangan. Format penulisannya sama saja dengan neraca saldo yang telah dicontohkan di atas.
7. Membuat Laporan keuangan
Ini yakni tahap terpenting dalam perputaran alur / Siklus Akuntansi. Seorang akuntan sangat mungkin menciptakan variasi laporan keuangan merujuk pada bukti transaksi yang ada. Dan tanpa harus melewati tahapan Siklus Akuntansi yang dijelaskan di atas.
Adapun laporan keuangan akuntansi ini sendiri memuat beberapa poin yakni:
- Neraca saldo yang merupakan laporan yang menyatakan posisi keuangan perusahaan.
- Laporan untung (laba) dan rugi.
- Perubahan modal (ekuitas)
- Laporan arus kas
- Penjelasan rinci ihwal pos-pos atau bab dari ke empat jenis laporan tersebut di atas.
Dalam pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi ini kita akan mengenal dua macam akun. Yaitu akun nominal dan juga akun real.
Akun real yakni berisi data keseluruhan akun aset, modal, liabilitas dan saldo laba. Istilah lainnya yaitu akun permanen, alasannya yakni tidak dilakukan penutupan pada tamat periode. Melainkan dilanjutkan menuju periode akuntansi selanjutnya.
Akun nominal sanggup dibilang kebalikannya dari akun real. Disebut juga akun sementara dan ditutup saldonya kemudian dipindah ke saldo ditahan (laba). Akun nominal setidaknya terdiri dari pendapatan, beban dan juga deviden.
Pendapatan dan beban (pengeluaran) yakni elemen utama dalam laporan laba-rugi. Dan deviden yakni pengambilan dana oleh owner (prive) yang berdampak pada pengurangan saldo keuntungan dari modal pemilik.
8. Melakukan Pencatatan dan Posting di Jurnal penutup
Sejalan dengan namanya, pengertian jurnal epilog yakni jurnal yang paling tamat disusun dalam alur siklus akuntansi. Fungsinya yakni menciptakan saldo akun nominal yang meliputi penghasilan, beban dan juga deviden itu menjadi nol (0). Sehingga pada periode berikutnya, semua kaun nominal dimulai kembali dengan saldo (0) nol.
Adapun di bawah ini merupakan salah satu rujukan jurnal epilog sebuah perusahaan dagang.
9. Membuat Neraca saldo sehabis penutupan
Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi yakni menyusun neraca saldo sehabis semua isi jurnal epilog selesai diposting di buku besar. Semua akun nominal telah ditutup, sehingga neraca saldo yang ada sehabis penutupan hanyalah akun real.
Di dalam siklus akuntansi ini, neraca saldo sehabis penutupan mempunyai tugas selaku media pamungkas dalam pembuktian kesamaan antara jumlah kredit dan debit dari akun real. Yang mana kemudian akan digunakan di periode selanjutnya.
Adapun tahapan ini sanggup saja tidak dilakukan khususnya untuk perusahaan yang siklus akuntansinya telah berbasis komputerisasi.
Penyusunan Jurnal pembalik
Jurnal pembalik ini disusun di awal-awal periode sehabis pembuatan neraca saldo penutupan telah selesai dibuat. Ini yakni tahapan opsional. Artinya sanggup dilakukan ataupun tidak dalam siklus akuntansi.
Jurnal pembalik ialah jurnal yang mempunyai fungsi membalik jurnal pembiasaan sehabis penutupan (yang telah dibentuk sebelumnya). Alasan kenapa harus dibalik yakni alasannya yakni apabila tdk dibali, maka akan terbentuk akun ganda.
Adapun objek yang dibalik di sini yakni sebagian jurnal pembiasaan (yang telah dibentuk sebelumnya) yang meliputi beberapa poin. Ciri-ciri sebuah akun jurnal pembiasaan yang butuh dibalik adalah:
Jika akun jurnal tersebut kemudian memunculkan akun riil (akun real) yang gres dan belum tampak di neraca saldo.
Adapun beberapa poin akun jurnal pembiasaan yang butuh jurnal pembalik diantaranya.
- Beban yg masih harus dibayarkan
- Beban yg dibayar di muka
- Pendapatan yang masih terus diterima.
- Pendapatan yg diterima di muka
- Pemakaian perlengkapan
Kesimpulan Siklus Akuntansi
Itulah sedikit klarifikasi umum mengenai siklus akuntansi dan tahapan-tahapannya secara menyeluruh. Siklus akuntansi dalam klarifikasi di atas lebih merujuk pada proses akuntansi manual. Namun sanggup pula diterapkan pada sistem akuntansi yang telah berbasis komputerisasi. Dan sekali lagi, sistem siklus di atas sanggup diterapkan pada bermacam-macam macam perusahaan. Baik itu perusahaan manufaktur, dagang dan juga jasa.
Sekian artikel ini. Semoga bermanfaat.